Skip to content

3 Kebiasaan Sederhana Untuk Menjaga Kesehatan Mental

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Tak jarang penyakit fisik hadir karena kondisi mental seseorang yang terganggu, seperti sakit perut yang bisa timbul karena cemas atau pusing yang bisa timbul karena stres.

Selain itu beberapa permasalahan kesehatan mental bisa terjadi karena kebiasaan tidak sehat yang kita lakukan lho, seperti tiba-tiba menjadi mudah lupa yang bisa disebabkan karena kurang tidur. Mudah stres, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi yang bisa disebabkan karena jarang berolahraga.  Hal itu terjadi karena tubuh dan hati kita juga mengandung energi negatif seperti  perasaan tidak ‘enak dan nyaman’ yang dipendam. Olahraga bermanfaat untuk membuang energi negatif dan melepaskan hormon serotonin dan dopamin yang bisa membuat seseorang bahagia.

Menerapkan kebiasaan sehat penting sekali untuk menjaga kesehatan fisik dan mental ya ternyata. Menurut World Health Organization (WHO), sehat mental adalah kondisi seseorang yang:

  1. Menyadari potensi dirinya
  2. Memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal dalam kesehariannya.
  3. Mampu bekerja secara produktif
  4. Mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

 

Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik seperti jargon yang digunakan oleh WHO yaitu, “there is no health without mental health”. Berikut ini adalah tiga kebiasaan yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan mental:

1. Menjaga kesehatan mental dengan olahraga

Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik karena penelitian menunjukkan bahwa olahraga bisa mengurangi stress, depresi, dan rasa cemas. Penelitian dari Trimbos Institute menunjukkan bahwa remaja yang rajin berolahraga cenderung memancarkan citra diri yang positif dan kemampuan berinteraksi sosial yang baik.

Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Abnormal Psychology juga menjelaskan bahwa olahraga mampu menurunkan depresi serta menciptakan persepsi diri yang lebih baik. Olahraga yang baik mampu mengurangi stres karena dapat merangsang feel good hormone yaitu endorphin yang memberikan rasa tenang, melepaskan ketegangan, dan mengurangi rasa sakit. Sebaliknya orang yang jarang olahraga maka dapat meningkatkan resiko stres karena meningkatnya hormon stres dalam tubuh yaitu kortisol.

Pria sedang berolah raga
image source: www.freepik.com

2. Eat and Drink Well

Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan dapat meningkatkan resiko kecemasan, panik, dan insomnia. Selain itu, minuman berkafein seperti kopi, teh hitam, daan cola juga berdampak pada kesehatan mental. Kafein bersifat stimulan, berarti secara berkala akan membuatmu merasa berenergi, namun jangan salah, kafein juga bisa membuatmu merasa gugup, mudah marah, dan merasa kelelahan seperti kekurangan istirahat.

Menjaga kesehatan mental dari apa yang kamu konsumsi bisa dimulai dari memilih makanan yang baik, mengawali aktivitas dengan sarapan, dan makan daging secara berkala untuk menjaga emosi dan energimu supaya tetap seimbang. Kacang, ikan, buah, dan sayuran adalah menu yang bagus untuk kesehatan mental dan fisik. Kamu bisa menghindari meminum kafein setidaknya dua jam sebelum tidur. Hal itu akan membantu mengurangi efek dari kafein dalam tidur.

Selanjutnya, jangan lupa untuk selalu minum air putih karena 70% bagian tubuh adalah air. Kekurangan air menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi dan itu bisa mengganggu kesehatan mental karena bisa menyebabkan penurunan kinerja tugas psikomotor yang membutuhkan visuomotor atau koordinasi tangan-ke-mata. Tingkat dehidrasi lebih dari 2% juga beresiko menurunkan kemampuan memori jangka pendek verbal maupun numerik pada seseorang.

 

3. Yuk kurangi begadang dan membiasakan tidur cukup

Tidur ternyata mengambil bagian besar dalam kesehatan mental lho. Kurang tidur bisa menimbulkan resiko pada kesehatan seperti merasa sedih, cemas, suasana hati yang kurang baik, dan kelelahan. Kurang tidur juga membuat stres karena akan melepas lebih banyak adrenalin, kortisol, dan hormon stres lainnya.

Dari segi kesehatan fisik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering tidak cukup tidur memiliki resiko mengalami aterosklerosis, atau pengerasan arteri. Selain itu, dilansir dari handbook Your Guide to Healthy Sleep, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan proses berpikir seseorang lambat, menjadi lebih sulit untuk fokus dan memperhatikan, lebih mudah bingung, dan beresiko salah dalam mengambil keputusan. Hal itu disebabkan karena kurang tidur akan menghambat kemampuan reaksi seseorang pada tugas yang membutuhkan respon cepat.

Sebaliknya, kualitas tidur yang baik akan mengistirahatkan otak dan memperbaikinya sehingga otak menjadi segar, membantu membuat keputusan dan berinteraksi sosial. 

Nah sebenarnya tidur yang cukup itu butuh waktu berapa jam sih? Ini kata penelitian!

Ketika orang dewasa diberi kesempatan tidak terbatas untuk tidur, mereka akan tidur rata-rata antara 8 sampai 8,5 jam semalam. Bayi yang baru lahir rata-rata tidur antara 16 hingga 18 jam sehari, dan anak-anak prasekolah tidur antara 11 hingga 12 jam sehari. Sedangkan anak-anak usia sekolah dan remaja membutuhkan setidaknya 10 jam tidur setiap harinya.

Seiring berjalannya waktu dan berbagai macam aktivitas yang terjadi, maka hal itu akan mempengaruhi jam biologis seseorang. Jam biologis adalah adalah kumpulan sel di otak yang bekerja sepanjang malam, memicu tubuh untuk memproduksi melatonin yaitu hormon yang membantu persiapan otak dan tubuh seseorang untuk tidur. Sel-sel tersebut mengendalikan isyarat lingkungan dan eksternal mengenai kantuk seperti cahaya yang diterima melalui mata seseorang maupun sinyal lelah yang dirasakan seseorang.

Jam biologis akan memberi sinyal pada tubuh kapan harus istirahat, kapan harus terjaga, dan kapan tubuh membutuhkan makanan. Ketika melatonin dilepaskan, maka seseorang akan merasa mengantuk. Bervariasinya aktivitas seseorang, penelitian menjelaskan bahwa waktu ideal untuk tidur adalah sekitar 7-8 jam untuk orang dewasa dan minimal 10 jam untuk anak usia sekolah dan remaja.

Setelah mengetahui tiga kebiasaan di atas untuk menjaga kesehatan mental, yuk mulai dibiasakan sedikit demi sedikit. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

References

Andalasari, Ricca. Berbudi BL, Abdurrahman. 2018. Kebiasaan Olahraga Berpengaruh Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Volume 5, Nomor 2. 179 – 191

Adenengsi, Yayu. Haniarti. Dwi Putri Rusman, Ayu. 2019. Hubungan Food Choice Terhadap Kesehatan Mental pada Remaja di Kota Pare- Pare. Volume 2, Nomor 3. 410 – 421

U.S. Department of Health and Human Service. 2011. Your Guide Healthy Sleep

Canadian Mental Health Association. 2013. Tips for Improving Mental Health

Adan, Ana. 2012. Journal of the American College of Nutrition : Cognitive Performance and Dehydration. Volume 31, Nomor 2. 71- 78

Elly Yuliandari. 2018. Buku Ajar Kesehatan Mental Anak dan Remaja

Like This

Share This

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp