Skip to content

Duka Cita pada Lansia: Bagaimana Cara Membantu Mereka?

Seiring bertambahnya usia, kematian orang-orang terdekat menjadi hal yang sering dialami oleh lansia. Pasangan, sanak saudara, dan teman-teman seusia mereka bisa jadi akan meninggal lebih dulu dan menimbulkan perasaan berduka pada lansia yang ditinggalkan. Apakah Anda memiliki anggota keluarga lansia yang sudah sering berduka karena kematian orang-orang terdekat? Bagaimana mereka menghadapi duka cita tersebut?

Mungkin Anda beranggapan bahwa dengan pengalaman berduka yang lebih sering daripada kelompok usia lainnya, maka lansia akan lebih siap dalam berduka cita. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun lansia sudah berkali-kali menghadapi kematian orang-orang di sekitarnya, mereka tetap berduka cita layaknya orang-orang yang lebih muda (Lekalakala-Mokgele, 2019). Lebih dari itu, penelitian lain menunjukkan bahwa lansia yang kehilangan pasangan cenderung lebih rentan berduka karena hubungan kasih sayang yang sudah ia jalin dengan pasangan dalam waktu lama merupakan sesuatu yang sangat mereka hargai (Sable, 1991). Saat berduka, lansia akan merasa kesepian karena kehilangan sosok yang bisa memberinya dukungan sosial, bahkan tidak jarang mereka berharap bisa segera menyusul orang-orang yang meninggalkannya (Rurup, Deeg, Poppelaars, Kerkhof, & Onwuteaka-Philipsen, 2011).

Lansia yang berduka menunjukkan sejumlah tanda-tanda, seperti:

  • Tanda fisik: kehilangan nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala, lemas, dan nyeri.
  • Tanda emosional: perasaan sedih, bersalah, dan menangis.
  • Tanda sosial: perasaan terasing dari orang lain dan menghindari pertemuan-pertemuan di masyarakat..

(Hafsa, Mushtaq, Sabih, Hassan, Shaheen, & Afsar, 2020)

Elderly woman visiting grave loved one
image source: www.freepik.com

Dukungan dan bantuan dari orang lain, termasuk keluarga, sangat dibutuhkan untuk mengurangi emosi-emosi negatif yang dialami lansia (Tudiver, 1986). Berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu dan memberi dukungan bagi lansia yang berduka:

Memberi mereka waktu

Terkadang, lansia membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyadari perasaan mereka dan mengekspresikannya. Sebaiknya tidak memaksa mereka untuk berbicara tentang perasaannya ketika ia belum siap. Sebaliknya, jangan pula memaksa mereka untuk segera melupakan kesedihan padahal mereka masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Memberi mereka waktu ekstra menunjukkan bahwa Anda peduli dan menghormati kebutuhan mereka.

Memberi tahu tanda-tanda kesedihan atau perubahan perilaku

Memberi tahu lansia tanda-tanda kesedihan dan perubahan perilaku mereka dapat mendorong mereka menjadi sadar akan perasaannya dan lebih nyaman untuk berbicara dengan Anda tentang perasaannya. Beritahu mereka secara halus, misalnya dengan berkata bahwa Anda melihatnya menangis sendirian atau bahwa Anda merasa mereka jadi sedikit bicara dalam acara keluarga. Tanyakan pada mereka apakah mereka mau menceritakan hal tersebut dengan Anda dan apakah ada yang bisa Anda lakukan untuk membantu mereka.

Mendengarkan mereka bicara

Lansia menginginkan percakapan yang bermakna dengan orang lain. Alih-alih hanya bertanya mereka apakah mereka sudah makan atau minum obat, cobalah untuk duduk di sebelahnya dan mendengarkan mereka berbicara tentang kehidupan dan berbagi kebijaksanaan. 

Dengarkan mereka dengan penuh perhatian, tatap mereka dan sering-sering mengangguk untuk menunjukkan bahwa Anda terus menyimak ucapannya. Terkadang lansia suka mengulang-ulang cerita yang sudah pernah mereka ceritakan. Anda bisa berinisiatif menanyakan kelengkapan atau kelanjutan ceritanya supaya tidak berkutat pada cerita yang sama. Namun, apabila mereka tetap mengulang cerita yang sama, maklumi dan usahakan untuk tetap menyimak, karena mungkin kisah itu sangat berharga bagi mereka. Tanamkan pada diri Anda bahwa pasti ada nilai-nilai tertentu yang ingin mereka sampaikan pada Anda dari cerita yang diulang-ulang tersebut.

Apabila mereka sudah terbuka dengan Anda, mungkin mereka juga akan berbicara tentang sosok kesayangannya yang sudah meninggal. Bujuk mereka untuk menceritakan kenangannya dengan orang tersebut dan tanyakan pada mereka hal-hal yang ingin Anda ketahui lebih jauh dari cerita tersebut. Namun, tetap perhatikan apakah mereka masih nyaman berbicara dengan Anda. Jika mereka mulai terlihat tidak nyaman, tanyakan apakah mereka masih ingin melanjutkan bicara dan hargai apabila mereka ingin berhenti bicara.

Menghabiskan waktu bersama

Jika Anda tinggal serumah dengan lansia yang sedang berduka, coba ajak mereka untuk melakukan aktivitas bersama, seperti memasak, memancing, dan merawat tanaman bersama-sama. Jika Anda tidak tinggal serumah dengan mereka, cobalah untuk menjenguk secara rutin. Mengetahui bahwa seseorang akan menjenguk secara teratur dapat memberikan semangat dan sesuatu yang dinanti-nantikan oleh lansia. Selain menjenguk ke rumahnya, Anda juga bisa mengajak mereka menghadiri acara keluarga atau berlibur bersama di tempat yang sepi (karena pandemi). Menghabiskan waktu bersama diharapkan dapat mengurangi kesepian yang mereka alami, mengingat perasaan kesepian bisa berlangsung lama ketika lansia kehilangan sesuatu atau seseorang yang istimewa, terutama pasangan.

(Michigan Medicine, 2019a; Michigan Medicine, 2019b; Mendoza, 2019)

Waktu yang diperlukan untuk berduka berbeda-beda bagi setiap orang. Lansia bisa saja memerlukan waktu hingga berbulan-bulan untuk beradaptasi. Namun, apabila lansia bersedih dan merindukan sosok yang meninggalkannya berlarut-larut hingga lebih dari enam bulan, Anda perlu waspada jangan-jangan mereka mengalami Prolonged Grief Disorder (PGD) yang sudah termasuk jenis gangguan psikologis (Meichsner, O’Connor, Skritskaya, & Shea, 2020). Jika begitu, segera ajak mereka ke profesional seperti psikolog atau psikiater untuk memperoleh intervensi yang tepat.

References

Hafsa, S. Z. N., Mushtaq, A., Sabih, F., Hassan, A., Shaheen, S. R., & Afsar, F. (2020). Role of Family Care and Support in Experience of Bereavement Among Elders: Case Study. International Journal of Sciences and Research, 76(4/1), 284-289.

Lekalakala-Mokgele, E. (2018). Death and dying: elderly persons’ experiences of grief over the loss of family members. South African Family Practice, 60(5), 151-154.

Meichsner, F., O’Connor, M., Skritskaya, N., & Shear, M. K. (2020). Grief before and after bereavement in the elderly: An approach to care. The American Journal of Geriatric Psychiatry, 28(5), 560-569.

Mendoza, M. A. (2019, March 9). Grief and Loneliness in the Aged. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/understanding-grief/201903/grief-and-loneliness-in-the-aged 

Michigan Medicine. (2019, December 8). Grief: Helping Older Adults With Grief. https://www.uofmhealth.org/health-library/aa122313 

Michigan Medicine. (2019, December 8). Sharing Memories With Older Adults. https://www.uofmhealth.org/health-library/aa129122#aa129122-sec  

Rurup, M. L., Deeg, D. J. H., Poppelaars, J. L., Kerkhof, A. J. F. M., & Onwuteaka-Philipsen, B. D. (2011). Wishes to die in older people. Crisis, 32(4), 194-203.

Sable, P. (1991). Attachment, loss of spouse, and grief in elderly adults. OMEGA-Journal of Death and Dying, 23(2), 129-142.

Tudifer, F. (1986). The Bereaved Eldery: Can We Help Them?. Canadian Family Physician, 32, 2699-2703.

Like This

Share This

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp