Skip to content

Empty Nest Syndrome: Kesedihan Saat Anak Meninggalkan Rumah

Seiring anak bertumbuh dewasa, tak bisa dipungkiri suatu saat nanti mereka akan meninggalkan rumah, baik untuk melanjutkan pendidikan, bekerja, atau menikah. Anak yang sudah orang tua rawat sejak kecil tiba-tiba saja harus pergi meninggalkan rumah dan tidak dapat dijumpai sesering sebelumnya. Perasaan kosong dan kesepian pun bisa jadi akan menghampiri. Apakah Anda pernah mengalaminya?

Fase ketika anak mulai hidup secara mandiri dan meninggalkan rumah disebut sebagai fase empty nest (sarang kosong). Sementara itu, empty nest syndrome (sindrom sarang kosong) adalah perasaan kehilangan atau kesedihan yang dialami oleh orang tua ketika anaknya meninggalkan rumah. Karena sudah bertahun-tahun mendedikasikan hidupnya untuk merawat anak, kepergian anak dari rumah dapat memunculkan perasaan kosong bagi orang tua.

Beberapa tanda bahwa Anda mengalami empty nest syndrome yaitu:

  1. Merasa sedih
  2. Merasa kehilangan anak
  3. Kesepian
  4. Merasa tertekan (stres)
  5. Kehilangan tujuan atau makna hidup
  6. Khawatir karena tidak tahu harus melakukan apa
  7. Khawatir terhadap kesejahteraan anak

(Psychology Today, 2019; Raup & Myers, 1989).

Elderly Couple
image source: www.freepik.com

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk menghadapi empty nest syndrome:

Memahami bahwa berubahnya peran bukanlah kesalahan Anda

Ketika anak meninggalkan rumah, mungkin Anda atau pasangan Anda merasa kehilangan peran. Tidak ada lagi yang bisa dikerjakan karena selama ini hari-hari Anda diisi dengan merawat anak. Anda mungkin merasa peran Anda sebagai orang tua tiba-tiba hilang begitu saja. Perasaan seperti ini wajar, jadi tidak perlu menyalahkan diri atau merasa tidak percaya diri.

Mengobrol secara terbuka dengan keluarga di rumah

Apabila Anda tinggal bersama pasangan di rumah, meningkatkan kualitas komunikasi mampu mengurangi konflik-konflik yang dapat muncul antara Anda dengannya. Begitu pula jika Anda tinggal dengan anggota keluarga yang lain seperti orang tua, kakak, atau adik. Mengingat frekuensi interaksi dengan mereka cenderung meningkat setelah anak tidak tinggal di rumah yang sama lagi, komunikasi yang baik antara Anda dengan mereka merupakan kunci penting dalam mempertahankan keharmonisan keluarga.

Ungkapkan emosi Anda secara terbuka terhadap mereka. Sampaikan perasaan Anda baik saat Anda sedih, bingung, khawatir, atau cemas akan sesuatu. Apabila Anda tinggal bersama pasangan, tanyakan dan coba pahami pula perasaan serta kekhawatiran pasangan Anda.

Mencari motivasi lewat kegiatan-kegiatan positif

Dengan berkurangnya kegiatan merawat anak, Anda mungkin memiliki waktu luang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang Anda sukai. Carilah kegiatan-kegiatan positif untuk mengisi waktu luang, seperti bergabung dalam komunitas tertentu, menjadi sukarelawan, mengikuti kursus, atau belajar keterampilan-keterampilan baru secara otodidak. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif dapat mengalihkan Anda dari berbagai pikiran buruk dan kekhawatiran.

Memahami bahwa Anda tidak sendirian

Pahami bahwa Anda tidak menghadapi kesedihan ini seorang diri. Selain kepada pasangan, Anda dapat mengungkapkan kesedihan Anda kepada saudara atau teman yang sudah pernah mengalami hal yang sama. Menemukan orang yang dapat memahami perasaan Anda belum tentu mudah, tapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Selain itu, Anda juga dapat berkonsultasi dengan psikolog.

(Bougea, Despoti, & Vasilopoulos, 2019)

Menghadapi fase empty nest bukanlah hal mudah, tetapi Anda pasti dapat melaluinya. Empty nest syndrome wajar dialami oleh orang tua yang melepaskan anaknya untuk hidup mandiri. Meski begitu, jika Anda bersedih terlalu lama sehingga kehidupan sehari-hari dan pekerjaan Anda terganggu, maka sangat dianjurkan untuk meminta bantuan kepada profesional seperti psikolog.

References

Bougea, A., Despoti, A., & Vasilopoulos, E. (2019). Empty-nest-related psychosocial stress: Conceptual issues, future directions in economic crisis. Psychiatrike30(4), 329-338.

Psychology Today. (2019, 26 Februari). Empty Nest Syndrome. https://www.psychologytoday.com/us/conditions/empty-nest-syndrome

Raup, J. & Myers, J. E. (1989). The empty nest syndrome: Myth or reality? Journal of Counseling and Development, 68(2) 180-183.

Like This

Share This

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp