Saat ini kita banyak menjumpai anak-anak yang mengalami gangguan dalam perkembangannya, seperti anak dengan aktivitas yang cukup tinggi, kurang konsentrasi, gangguan belajar, gangguan bicara, gangguan bahasa dan masih banyak lagi yang lainnya. Awalnya, gangguan tersebut hanya terlihat biasa saja dan biasanya orang tua mencoba untuk tetap berpikir positif. Namun, dikemudian hari permasalahan ini dirasa semakin parah dan akhirnya mempengaruhi aspek-aspek lain dalam perkembangan anak. Contohnya saja anak yang mengalami gangguan bicara. Mungkin pada awalnya anak hanya terlihat seperti terlambat saja. Ketika gangguan ini dibiarkan, ternyata anak menjadi sangat sulit untuk berkomunikasi dengan temannya, orang tuanya, gurunya. Anak kesulitan dalam mengungkapkan apa yang dia inginkan. Akibatnya, anak akan cenderung lebih mudah marah, sering tantrum, sering menyakiti diri sendiri, karena maksud dan keinginannya tidak tersampaikan. Komunikasi yang sulit juga mengakibatkan anak tidak percaya diri untuk bisa bergabung bersama dengan teman-temannya dan anak cenderung dijauhi oleh teman-temannya karena proses komunikasi yang lambat dan tidak berfungsi baik. Berawal dari gangguan bicara, permasalahan merembet ke arah gangguan komunikasi, gangguan emosi, dan gangguan sosial.
Masalah tersebut terjadi dan menjadi memburuk karena gangguan-gangguan dalam perkembangan anak tidak terdeteksi atau teridentifikasi secara dini.
Mengapa deteksi atau identifikasi secara dini dalam perkembangan perlu dilakukan?
- Ringan dan beratnya gangguan dan atau kecacatan pada anak dan remaja tidak hanya disebabkan oleh keadaan fisik individu pada saat dilahirkan, melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar dan intervensi yang dilakukan.
- Deteksi gangguan dan penangannya/intervensi secara dini perlu dilakukan untuk menghindari gangguan dan kecacatan yang lebih parah.Jika identifikasi dapat dilakukan secara dini, maka individu dengan kecacatan tidak akan kehilangan kesempatan untuk menerima intervensi secara dini.
WHO dan Unicef menyatakan bahwa anak difabel di negara berkembang, dari kategori ringan sampai berat, tidak teridentifikasi secara dini, bahkan sampai usia sekolah. Terlambat identifikasi ini menyebabkan anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penanganan medis. Intervensi atau penanganan anak dengan gangguan perkembangan yang paling efektif terjadi pada anak dengan usia yang lebih muda (semakin dini semakin baik), karena dengan demikian sehingga durasi serta intensitas intervensi juga akan lebih panjang. Selain itu, fase awal kehidupan anak mempengaruhi banyak sekali aspek kehidupan selanjutnya. Intervensi juga akan efektif jika hanya fokus pada kekurangan anak saja.
Lalu siapa saja yang bisa melakukan pendeteksian dini?
1. Tenaga medis di rumah sakit
2. Guru di sekolah
3. Kader kesehatan di lingkungan rumah, seperti posyandu, puskesmas
4. Orang tua
Sebanyak 30% dari penyandang disabilitas di Amerika terdeteksi hanya oleh para pekerja kesehatan. Ada kemungkinan bahwa deteksi tersebut sudah tidak lagi merupakan deteksi awal.
Pada umumnya, orang tua membawa anak ke dokter atau ke tenaga medis lainnya karena anak sakit, atau sudah terjadi sesuatu yang tidak wajar pada anak dengan keadaan yang sudah cukup parah.
Peran orang tua dalam identifikasi gangguan pada anak secara dini sangatlah penting dan tidak terelakkan lagi. Terlambat identifikasi terjadi karena pengetahuan orang tua tentang perkembangan anak masih sangat kurang.
Marilah kita para orang tua rajinlah untuk mengamati dan mengawal perkembangan anak kita, jangan sampai kita terlambat dan kehilangan kesempatan. Bagi para tenaga kerja medis, mari kita libatkan orang tua dalam mengidentifikasi gangguan secara dini. Informasi dari mereka sangat kita perlukan.
Sumber:
- Engle, Patrice. 2009. Strategies to avoid the loss of developmental potential in more than 200 million children in the developing world. Child health and education. 1(2), 58-72
- Glascoe, F. P. 2000. Early Detection of Developmental and Behavioral Problems. Pediatric in Review. Vol. 21. No.8
- World Health Organization &Unicef. 2012. A discussion paper: Early Childhood Development and Disability. Malta: World Health Organization