Skip to content

Ayah, aku rindu

Aku ingat ketika aku kecil dulu, ayahku sangat sibuk. Berangkat selepas subuh dan pulang ke rumah saat matahari sudah berada di ufuk.

Wajahnya penuh peluh. Lelah, setelah seharian bekerja mencari nafkah untukku, ibuku, dan adikku.

“Ayah bekerja banting tulang untukmu, Nak.” Begitu ujarnya, ketika aku protes mengapa ayah bekerja terus dan jarang bermain denganku.

Father with his daughter
image by freepik.com

Bagi para ayah, memastikan ketersediaan makanan, tempat tinggal yang nyaman dan pendidikan untuk anak merupakan kewajiban yang harus dijalankan. Oleh sebab itu dirasa wajar apabila jarang menghabiskan waktu dengan anak. Sampai rumah sudah lelah dan ingin istirahat. Tanpa sadar, tugas pengasuhan dilimpahkan sepenuhnya kepada ibu, dan ayah hanya menjadi ‘pengganti’ saat ibu sedang tidak dapat menemani ayah.

Namun tahukah Ayah, bahwa banyak sekali manfaat dari keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak? Meski waktu terbatas, luangkan waktu untuk membangun kedekatan yang berkualitas dengan anak.

Berikut manfaat dari ayah yang terlibat dalam pengasuhan:

1. Anak pandai bersosialisasi

Dari ayah, anak belajar untuk mengembangkan kepercayaan diri. Ayah juga memberikan banyak stimulasi untuk menumbuhkan keberanian, kemauan berinteraksi dengan banyak orang dan terlibat dalam lingkungan sosial.

2. Risiko anak mengalami permasalahan perilaku lebih rendah

Ayah yang responsif terhadap kebutuhan anak serta mampu menerapkan disiplin positif dapat mengurangi risiko terjadinya masalah emosi dan perilaku pada masa dewasa. Anak akan berperilaku baik, apabila ia merasa baik. Oleh karena itu, tidak ada hukuman fisik atau psikis dan tidak ada pemberian hadian yang berlebihan dalam disiplin positif.

3. Performa belajar yang baik di sekolah

Interaksi dengan ayah melatih kemampuan kognitif yang dapat membantu anak dalam menunjukkan performa akademik di sekolah. Ayah yang senang melakukan tanya jawab dengan anak, mengenalkan berbagai pengetahuan baru kepada anak dapat menumbuhkan motivasi berprestasinya.

4. Stimulasi lebih banyak untuk perkembangan anak

Ayah lebih banyak berinteraksi dengan anak dengan cara bermain. Banyak hal yang dapat distimulasi dengan cara ini, baik perkembangan bahasa, emosi, sosial, maupun motorik anak. Ingat, stimulasi dapat berjalan maksimal ketika ayah bermain bersama anak. Bukan ayah yang duduk diam mengerjakan hal lain di samping anak yang bermain sendirian.

Selamat menikmati tiap detik dan proses menjadi ayah!

Sumber:

Olson, D. H., DeFrain, J. & Skogrand, L. (2011). Marriages and families: Intimacy, diversity, and strengths, 7th Ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

 

Like This

Share This

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp